Wednesday, December 19, 2012

SEMINAR MOTIVASI DIRI “BE-POSITIVE



SEMINAR MOTIVASI DIRI “BE-POSITIVE

Manusia tanpa suatu tujuan adalah ibarat kapal tanpa kemudi-
Anak terlantar, hal sia-sia, bukan siapa-siapa. Thomas Carlyle.

Laju kehidupan berjalan dengan sebuah daya, “motivasi”, sehingga dengan daya ini manusia dapat melewati masa-masa, persoalan-persoalan, atau pencapaian-pencapaian. Terdapat banyak situasi yang menghasilkan daya pendorong kehidupan manusia, berikut disebutkan 5 garis besar motivasi tersebut:
1.      Rasa bersalah. Kehidupan menghadirkan banyak peristiwa yang membutuhkan keputusan untuk diambil, beberapa dapat diatasi, beberapa menyebabkan kesalahan. Lalu muncullah penyesalan, rasa malu yang bermuara pada penghukuman kepada diri sendiri. Alkitab mengatakan: “engkau menjadi seorang pelarian dan pengembara di bumi (Kej. 4:12)
2.      Kebencian dan Kemarahan. Kenyataan untuk hidup berdampingan dengan orang lain yang kemungkinan besar melakukan kesalahan sering kali membawa kita kepada kepahitan dalam kebencian dan kemarahan. Ada orang yang “diam” dan yang lain “meledak”. Ingatlah! Kebencian lebih melukai diri sendiri daripada orang lain. Menyimpan kepahitan ini berarti membiarkan luka tidak diobati. Masa lalu tidak dapat diubah. Hanya orang bodoh saja yang mati sebab sakit hatinya (Ayb. 7:6).
3.      Rasa takut. Bencana di dalam kehidupan tidak dapat dihindarkan, sebagian membekas dalam diri, traumatis! Rasa takut mengikat hidup seseorang sangat kuat, kemudian memenjarakan diri di dalamnya. Lepaskanlah diri! Bebas. Kunci penjara itu adalah iman dan kasih. Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih (1 Yoh. 4:18).
4.      Materialisme. Keinginan kerap kali mendorong kita untuk terpuaskan. Kenyataannya, tidak ada kata PUAS. Dorongan ini merayu kita untuk memiliki lebih banyak, lebih besar dan lebih baik. Keinginan selalu membawa kepada pencapaian tiada akhir, kesenangan sementara (perasaan akan selalu kurang, hampa) dan ini semua menyakitkan, sebab tidak ada titik yang ingin dicapai. Janganlah kamu mencari harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusaknya dan pencuri membongkarnya serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga! (Mat. 6:19-20).
5.      Kebutuhan akan pengakuan. Ketika dilahirkan, orangtua kita memimpikan sesuatu dari kita, di sekolah guru mengharapkan yang terbaik dari kita, teman-teman mengandalkan kita, dan kita mengikatkan diri pada impian-impian itu, berusaha mencapainya, dan membuktikan bahwa kita berkompeten. Mendapatkan pengakuan. Apakah ini buruk? YA dan TIDAK. Tidak buruk untuk memenuhi impian orang yang mengharapkan kita, tapi kita perlu jujur, apakah impian tersebut menjadikan kita, bukan kita? Kita menjadi dikendalikan orang lain, menjauhi larangan orang lain, tidak ada tujuan! Yang terparah, menjadi jauh dari Allah. Tak dapat seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan (Mat. 6:24).
Peristiwa-peristiwa yang telah disebutkan di atas menghasilkan daya tertentu, beberapa berhasil mengarahkannya kepada hasil positif meraih kesuksesan. Berberapa terpuruk ke dalam lembah kehidupan, tidak ada cahaya harapan, dan kita bukanlah termasuk dalam golongan ini.
Daya tertentu, motivasi ini menuntut sesuatu dalam hidup. Tujuan! Setiap persoalan menuntut sesuatu, Kesuksesan! Setiap persoalan sungguh berbeda satu dengan lainnya, ini berarti akan banyak kesuksesan yang sedang menanti. Persoalan besar diikuti oleh kesuksesan yang besar. Oleh karena itu diperlukan strategi dalam pemecahan persoalan (perlu diingat setiap kondisi berbeda dan akan mengajarkan hal yang berbeda pula), beberapa diantaranya:
1.      Berani menghadapi dan belajar. Ketika persoalan datang, kita tidak perlu merasa lemah. Orang percaya tidak pernah sendirian: Sebab Aku ini, TUHAN, Allahmu, memegang tangan kananmu dan berkata kepadamu: "Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau." (Yes. 41:13)
“Untuk meraih kesuksesan, anda harus berani gagal.”
Jadi, anda harus berani menerima kegagalan. Lalui kegagalan dalam waktu sesingkat mungkin, belajar dari kegagalan anda dan tingkatkan kewaspadaan anda. Kenali hal-hal yang belum anda kuasai dan ikuti rencana untuk menguasainya dengan uji coba. Ingat, tindakan adalah guru terbesar.
2.      Tetap berjuang. Persoalan seolah-olah berkata, “anda tidak dapat mengatasinya sama sekali”, tetapi jangan pernah menyerah, jika kita semakin dekat dengan keputus-asaan, maka mintalah pada Allah: Perjuangkanlah perkaraku dan tebuslah aku, hidupkanlah aku sesuai dengan janji-Mu.Keselamatan menjauh dari orang-orang fasik, sebab ketetapan-ketetapan-Mu tidaklah mereka cari (Mzm. 119:154-155).
”Ketika anda jatuh terlentang, jika anda masih bisa melihat keatas, berarti anda bisa kembali berdiri.”
Langkah pertama adalah melihat ke depan: hal inilah yang membuat perbedaan antara kekalahan dan terus melanjutkan perjuangan. Lihatlah ke atas dan mulailah bergerak ke arah anda menatap. Dan dalam waktu singkat anda akan berdiri tegak.
3.      Tidak ada kata “It’s over!”. Dalam menghadapi persoalan, dalam perjalanan mencapai tujuan, jangan pernah mengakhiri segala sesuatu yang kemudian akan anda sesali. Jadilah seseorang yang optimis, tidak ada yang berakhir sebelum kesuksesan itu tercapai, telah diperoleh.
 “Kesuksesan tidaklah permanen, dan kegagalan bukanlah sesuatu yang fatal”
Hal ini merupakan hal yang harus anda pahami. Kehidupan terus berubah dan ada dua kebenaran yang perlu anda ketahui. Pertama, jika anda mengalami masalah setelah anda menerima hasil yang besar; hal ini normal terjadi. Jangan menjadi putus asa; orang lain pun mengalaminya. Kedua, kegagalan anda bukanlah sesuatu yang fatal. Anda menghadiri ret-reat ini, itu berarti anda masih hidup. Anda masih memiliki kesempatan untuk bangkit kembali.
4.      Komitmen untuk menjadi sukses. Bukan komitmen sementara, tetapi kepastian yang teguh.
“Selalu ingat bahwa keputusan untuk mencapai sukses lebih penting dibandingkan hal apapun.”
Keputusan dan kegigihan merupakan dua poin penting untuk meraih kesuksesan. Tidak ada hal lain. Ambil keputusan untuk tidak pernah menyerah dan anda tidak akan pernah gagal. Dan setiap kali anda tergoda untuk berhenti, ingatlah bahwa …
5.      Sadarlah bahwa anda sudah melakukan sesuatu. Ketika kegagalan menimpa hal tersebut bukanlah berarti anda harus memulai dari awal segalanya. Anda telah memulainya. Jangan akhiri secepat ini! Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. (Yer. 29:11)
“Banyak kegagalan hidup terjadi karena orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan kesuksesan ketika mereka menyerah.”

No comments:

Post a Comment