SEMINAR
MOTIVASI DIRI “BE-POSITIVE
Manusia tanpa suatu
tujuan adalah ibarat kapal tanpa kemudi-
Anak terlantar, hal
sia-sia, bukan siapa-siapa. Thomas Carlyle.
Laju kehidupan berjalan dengan sebuah daya,
“motivasi”, sehingga dengan daya ini manusia dapat melewati masa-masa,
persoalan-persoalan, atau pencapaian-pencapaian. Terdapat banyak situasi yang
menghasilkan daya pendorong kehidupan manusia, berikut disebutkan 5 garis besar
motivasi tersebut:
1.
Rasa bersalah. Kehidupan menghadirkan banyak
peristiwa yang membutuhkan keputusan untuk diambil, beberapa dapat diatasi,
beberapa menyebabkan kesalahan. Lalu muncullah penyesalan, rasa malu yang
bermuara pada penghukuman kepada diri sendiri. Alkitab mengatakan: “engkau menjadi seorang pelarian dan
pengembara di bumi (Kej. 4:12)”
2.
Kebencian dan Kemarahan. Kenyataan untuk hidup
berdampingan dengan orang lain yang kemungkinan besar melakukan kesalahan
sering kali membawa kita kepada kepahitan dalam kebencian dan kemarahan. Ada
orang yang “diam” dan yang lain “meledak”. Ingatlah!
Kebencian lebih melukai diri sendiri daripada orang lain. Menyimpan kepahitan
ini berarti membiarkan luka tidak diobati. Masa lalu tidak dapat diubah. Hanya orang bodoh saja yang mati sebab sakit
hatinya (Ayb. 7:6).
3.
Rasa takut. Bencana di dalam kehidupan tidak
dapat dihindarkan, sebagian membekas dalam diri, traumatis! Rasa takut mengikat
hidup seseorang sangat kuat, kemudian memenjarakan
diri di dalamnya. Lepaskanlah diri!
Bebas. Kunci penjara itu adalah iman dan kasih. Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan
ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak
sempurna di dalam kasih (1 Yoh. 4:18).
4.
Materialisme. Keinginan kerap kali mendorong
kita untuk terpuaskan. Kenyataannya, tidak ada kata PUAS. Dorongan ini merayu kita untuk memiliki lebih banyak, lebih
besar dan lebih baik. Keinginan selalu membawa kepada pencapaian tiada akhir,
kesenangan sementara (perasaan akan selalu kurang, hampa) dan ini semua
menyakitkan, sebab tidak ada titik yang ingin dicapai. Janganlah kamu mencari harta di bumi; di bumi ngengat dan karat
merusaknya dan pencuri membongkarnya serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah
bagimu harta di sorga! (Mat. 6:19-20).
5.
Kebutuhan akan pengakuan. Ketika dilahirkan,
orangtua kita memimpikan sesuatu dari kita, di sekolah guru mengharapkan yang
terbaik dari kita, teman-teman mengandalkan kita, dan kita mengikatkan diri
pada impian-impian itu, berusaha mencapainya, dan membuktikan bahwa kita
berkompeten. Mendapatkan pengakuan. Apakah ini buruk? YA dan TIDAK. Tidak
buruk untuk memenuhi impian orang yang mengharapkan kita, tapi kita perlu
jujur, apakah impian tersebut menjadikan
kita, bukan kita? Kita menjadi dikendalikan orang lain, menjauhi larangan
orang lain, tidak ada tujuan! Yang terparah, menjadi jauh dari Allah. Tak dapat seorangpun dapat mengabdi kepada
dua tuan (Mat. 6:24).
Peristiwa-peristiwa yang telah disebutkan di atas menghasilkan daya
tertentu, beberapa berhasil mengarahkannya kepada hasil positif meraih
kesuksesan. Berberapa terpuruk ke dalam lembah kehidupan, tidak ada cahaya
harapan, dan kita bukanlah termasuk dalam golongan ini.
Daya tertentu,
motivasi ini menuntut sesuatu dalam hidup. Tujuan! Setiap persoalan
menuntut sesuatu, Kesuksesan! Setiap persoalan
sungguh berbeda satu dengan lainnya, ini berarti akan banyak kesuksesan yang
sedang menanti. Persoalan besar diikuti oleh kesuksesan yang besar. Oleh karena
itu diperlukan strategi dalam pemecahan persoalan (perlu diingat setiap kondisi
berbeda dan akan mengajarkan hal yang berbeda pula), beberapa diantaranya:
1.
Berani menghadapi dan
belajar. Ketika persoalan datang, kita tidak perlu merasa
lemah. Orang percaya tidak pernah sendirian: Sebab Aku ini, TUHAN, Allahmu, memegang tangan kananmu
dan berkata kepadamu: "Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau."
(Yes. 41:13)
“Untuk meraih kesuksesan, anda harus berani gagal.”
Jadi,
anda harus berani menerima kegagalan. Lalui kegagalan dalam waktu sesingkat
mungkin, belajar dari kegagalan anda dan tingkatkan kewaspadaan anda. Kenali
hal-hal yang belum anda kuasai dan ikuti rencana untuk menguasainya dengan uji
coba. Ingat, tindakan adalah guru terbesar.
2.
Tetap berjuang. Persoalan seolah-olah berkata,
“anda tidak dapat mengatasinya sama sekali”, tetapi jangan pernah menyerah,
jika kita semakin dekat dengan keputus-asaan, maka mintalah pada Allah: Perjuangkanlah
perkaraku dan tebuslah aku, hidupkanlah aku sesuai dengan janji-Mu.Keselamatan
menjauh dari orang-orang fasik, sebab ketetapan-ketetapan-Mu tidaklah mereka
cari (Mzm.
119:154-155).
”Ketika anda jatuh terlentang, jika anda masih bisa melihat keatas,
berarti anda bisa kembali berdiri.”
Langkah
pertama adalah melihat ke depan: hal inilah yang membuat perbedaan antara
kekalahan dan terus melanjutkan perjuangan. Lihatlah ke atas dan mulailah
bergerak ke arah anda menatap. Dan dalam waktu singkat anda akan berdiri tegak.
3.
Tidak ada kata “It’s over!”. Dalam menghadapi
persoalan, dalam perjalanan mencapai tujuan, jangan pernah mengakhiri segala
sesuatu yang kemudian akan anda sesali. Jadilah seseorang yang optimis, tidak
ada yang berakhir sebelum kesuksesan itu tercapai, telah diperoleh.
“Kesuksesan tidaklah permanen,
dan kegagalan bukanlah sesuatu yang fatal”
Hal
ini merupakan hal yang harus anda pahami. Kehidupan terus berubah dan ada dua
kebenaran yang perlu anda ketahui. Pertama, jika anda mengalami masalah setelah
anda menerima hasil yang besar; hal ini normal terjadi. Jangan menjadi putus
asa; orang lain pun mengalaminya. Kedua, kegagalan anda bukanlah sesuatu yang
fatal. Anda menghadiri ret-reat ini, itu berarti anda masih hidup. Anda masih memiliki kesempatan untuk
bangkit kembali.
4.
Komitmen untuk menjadi sukses. Bukan komitmen
sementara, tetapi kepastian yang teguh.
“Selalu ingat bahwa keputusan untuk mencapai sukses lebih penting
dibandingkan hal apapun.”
Keputusan
dan kegigihan merupakan dua poin penting untuk meraih kesuksesan. Tidak ada hal
lain. Ambil keputusan untuk tidak pernah menyerah dan anda tidak akan pernah
gagal. Dan setiap kali anda tergoda untuk berhenti, ingatlah bahwa …
5. Sadarlah bahwa anda
sudah melakukan sesuatu. Ketika
kegagalan menimpa hal tersebut bukanlah berarti anda harus memulai dari awal
segalanya. Anda telah memulainya. Jangan akhiri secepat ini! Sebab Aku ini
mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah
firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan,
untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. (Yer. 29:11)
“Banyak kegagalan hidup terjadi karena orang-orang
tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan kesuksesan ketika mereka
menyerah.”
No comments:
Post a Comment